Thursday, April 26, 2012

STORY 20

Don't Try at Home!

"Tidaaakkk!!"
BRUK!

Seketika itu, Mama, Papa dan Aku.. Rinsha, langsung keluar dari kursi makan kami, menuju lantai 2 Rumah Kami. pertama, Aku dulu yang berlari menuju kamar adikku, Evil, maksudku, Evilia. Dia adalah anak yang tidak dapat dipungkiri lagi kenakalannya, terkenal di Seantero Sekolahku dan dia, di Rumah Keluarga, dimana pun dia ada. 

Namun, saat sudah sampai di depan Kamar Evilia, aku berhenti sejenak sambil berpikir, Huh! pasti Evilia hanya pura-pura saja. nanti, pasti kami dikagetkan lagi olehnya! Biar saja, deh!.
"Rinsha? Kenapa kamu diam saja? ayo! lekas lihat adikmu! apakah dia baik-baik saja?" tegur Mama.
"Iya, Rin, dia kan adikmu, kalau ada sesuatu, gimana?" Sambung ayah.
"Sudahlah, ma, pa. Dia itu palingan cuman ingin bohong sama kita..! gak usah dipercaya!" Bantahku.
"HUSH!" bentak mereka.

Sejenak kami diam. dari pintu, kudengar lagi ada suara sayup-sayup menangis. tapi, tunggu! itu suara Evilia! langsung aku masuk dan melihat kalau tempat tidur Evilia sangat berantakan, dan, tidak ada Evilia!

"Evil? jangan main-main, dong! awas saja kalau sampai kau kagetkan kami, tak akan ada ampun..!!"
Teriakku,

Sesaat setelah itu, Evil keluar dengan bonekanya, boneka yang sangat menyeramkan, dan rasanya, ingin aku buang boneka itu, dia berjalan gontai ke arah kami, selangkah dia maju, selangkah pula, aku mundur, dalam pikiranku, aku harus membunuh boneka sial itu bagaimanapun caranya. aku takut kalau boneka itu sampai merasuki kami semua satu persatu.

"Hahahahahahahahaaahh... ahahahahahha...!!!" Evil tertawa.
Mama dan Papa ternyata masih sama seperti dulu, hanya curiga, kalau aku, melangkah keluar kamar.

"Haha.. Kak? Kak Rinsha? sini, dong!"
"Ha? mau apa lagi, nih!" aku melempari boneka yang sedang dipeluknya Ayat Al-quran yang ditulis di kertas yang kulempar, seketika, bagian boneka itu mencair,Evil langsung melempar boneka itu dan berlari keluar kamar, menangis.

karena aku gak tegaaa... aku juga berlari mengikuti Evil. aku membujuk Evil agar tak menangis tapi Evil masih sangat takut, aku pun memberinya boneka kelinci baru yang lucu, dia langsung tertawa lagi. 

Namun, ada kejadian aneh setiap malam, yaitu, boneka itu selalu mengetuk jendela kamar Evil, sehingga membuat Evil ketakutan dan aku pun terpaksa membawa Evil ke kamarku, mulai malam itu, Evil selalu tidur bersamakku, kamar Evil yang berantakan dan sangat gelap itu pun ditetapkan kami sebagai 'Kamar Kosong' +Berhantu. 

Mulai Hari itu kejadia aneh terus bermunculan, mulai dari barang-barang berharga yang pecah sampai kami yang terkena musibah akibat boneka itu. Karena kayaknya level Setan boneka Evil sudah tinggi, kami pun menghancurkan kamar Evil, namun saat boneka itu dibakar, boneka itu malah tersenyum kepada yang membakarnya, lalu, langsung melompat menuju wajah siapapun yang ada di dekat situ, saat mengahancurkan kamar Evil, banyak sekali pekerja yang luka-luka, sekitar 7 orang dan yang meninggal sekitar 2 orang. 

Boneka Evil pun merasuki salah satu pekerja dan mengatakan bahwa Evil harus tidur dengan boneka itu, dan tidur di Kamarnya tanpa barang sebuah pun, lantai dan seluruh bagian ruangan harus berwarna hitam dan lampu merah satu di sudut ruangan.

Evil hanya menangis ketakutan, Ya iyalah! dia masih berusia 8 tahun! lalu, Evil hanya meminta maaf kepada boneka itu. namun, boneka itu, tak mau memaafkan Evil, karena kesal, aku hanya menyuruh boneka itu kembali lagi ke tubuhnya, lalu masuk ke dalam kotak kaca, yang di dalamnya sudah penuh dengan ayat ayat Al-Qur'an. saat masuk ke kotak itu selangkah, aku langsung mendorongnya masuk sehingga dia berteriak minta tolong, percuma, aku sudah menguncikannya dan kaca itu aku beli dengan sangat mahal sehingga tidak bisa pecah walau dengan teriakannya yang sangat menyayat hati, dan menulikan telinga. dia langsung terbakar dan berubah menjadi kertas, Hilang, dan kami pun tentram pada akhirnya.

~The End~


Tuesday, April 3, 2012

STORY 19


13 Days After
"Livia! Ayo! cepat, sayang!" Panggil seseorang dengan suara yang lemah lembut, familiar buatku, Mama.
"Iya, Ma... ini aku juga sedang memakai sepatu!" Jawabku.
"Ok, Mama tunggu di Mobil, ya!''
"OK!" Teriakku.

Sekali lagi, menyimpulkan tali sepatuku.. dan.. Ya! selesai, sekali lagi aku berkaca, menatap wajah dan seragamku, rambutku dikuncir setengah, rapi sekali. terjuntai sampai pinggang. Ikat Rambut berwarna Orange, seragam putih-biru yang sangat bagus. ya. Perfect , pikirku.

Tin! Tin! Suara Klakson mobil Mama, mobil kesayangannya,  Aston Martin One-77. dia dapatkan dari 

Daddy, saat ulang tahun perkawinan mereka. Aku pun bergegas menuju lantai dasar. berlari menuju mobil.
"Livia! kamu ini bagaimana, sih? lihat! sudah jam berapa, ini?!"
Aku hanya diam.

Sesampainya di sekolah, aku langsung menuju kelas, aku datang di urutan ke-2. yang pertama adalah Ray, pacarnya Tessa sahabatku.
"Hei, Ray" Sapaku.
"..."
"Sombong banget, sih!" kesalku sambil berjalan cepat, tak kusadari ada air di dekatku, di depan Ray, aku pun terpeleset. AW! Malu Sekali, Ray langsung menangkapku. aku sama sekali tidak bisa sadar diri, dan itu benar-benar Romantic. Dan tanpa disadari, Tessa sudah ada di depanku dan Ray bersama.

"Kalian, sedang apa?"
"ti.. tidakk. Tessa.. kumohon, ini bukan seperti yang kamu bayangkann" selaku sambil Ray melepaskan tangannya dariku.
"Sudahlah, Livia.."
Tessa pun pergi berlari, dan bodohnya aku dan Ray tidak mengejarnya. dia pun menangis dan menceritakan semuanya kepada teman-temanku, sepulangnya dari sekolah, teman-teman menahanku. dan langsung menarik rambutku dengan kasar.
"Hei! bocah genit! tega sekali, kamu mengambil Ray dari Tessa!"
"Teman-teman, ini tidak seperti yang kalian bayangkan!!"
"DIA BOHONG!" Tiba-tiba Tessa muncul.
"Tessa? jadi, kamu yang menyuruh mereka?" jawabku tak percaya.
"YA! dan aku tak akan memaafkanmu, dasar Genit!"
"Jadi.. Tessa, mau kami apakan dia?" Tanya teman-temanku,
"Cekik dan lempar dia ke sudut meja!"
"Baik!"

Seketika itu, Aku sedang di ceking dan tanganku disayat, sakit sekali, dan sangat berpas-pasan, mereka tidak menutup pintu, Ray dan Mama! Mereka melihatku sedang di Bully,

"SESA!!" Teriak Mama panik melihatku sudah berlumuran darah dan membiru.
"Apa yang kalian lakukan? Tessa?" Ray terkejut melihat Tessa.
"Mama..? Ray..? tolong aku.." isakku.

Mama langsung membawaku, dan Ray langsung membantuku. sementara, Tessa dan teman-, kabur.

Aku di Rawat di Rumah Sakit. selama 1 bulan aku dirawat di sana. Mama yang tidak terima atas perlakuan Tessa dan Kawannya, melaporkan ini ke pihak kepolisian dan Sekolah. mereka pun ditahan selama 6 bln karena kekerasan dengan dikeluarkan dari sekolah. sebenarnya, aku tahu, Tessa tidak bermaksud melakukannya, tapi, Mama sangat Tegas. ia tetap tidak ingin membebaskan Tessa dan Kawannya keluar dari penjara walaupun aku yang memohon. Daddy juga sangat Marah kepada mereka setelah mengetahui hal ini dari Mama.

Setelah Sebulan, aku kembali bersekolah seperti biasa, semua orang berkata kalau mereka itu mencemaskanku. aku pun menenangkan mereka dengan berkata bahwa aku baik-baik saja.

Tiba-tiba, saat aku sedang sendirian di Rumah, aku langsung sesak nafas, Mama sangat panik, lalu langsung menelpon Daddy. Daddy pun pulang dan langsung membawaku menuju RS terdekat. di Sana, aku langsung diperiksa dan di Check di Laboratorium. Hasilnya? hanya ibuku yang tahu.

Setelah Mereka,(Dokter, Daddy, and Mama) selesai mengobrol soal penyakitku, Mama pun menyarankan agar aku Home-Schooling saja. tapi, aku menolaknya dan berkata, "Untuk apa?" tapi, mereka tak bisa menjawab. Setelah 10 Hari aku Opname, aku semakin tidak karuan saja, Sekarang, Dadaku benar-benar sakit! Aku merasakan ada sesuatu yang menyumbat paru-paruku, aku pun pingsan, dan langsung dibawa ke RS Internasional, di sana, aku Koma, lalu setelah hari ke 12, aku merasa kalau ajalku sudah dekat dan akhirnya, Mama dan Dokter memberitaukan soal penyakitku, aku terkena Kanker Paru yang sudah Stadium 4! aku sangat terkejut, dan Doker memvonisku, bahwa, sisa hidupku hanya 1X24 Jam Saja! saat itu juga Mama menangis sangat kencang yang melihatku, putrinya sudah tidak berdaya dengan berbagai selang sebagai penyambung hidup melilit jaringan tubuhku. Aku hanya bisa tegar. Waktu menunjukkan puku 22.00, waktuku tinggal 2 jam, dan kurasakan itu, tubuhku bergetar tak karuan, dengan sakit yang luar biasa pada Paru-Paruku, Sesak Nafas kualami, Mama hanya bisa berdoa semoga aku tidak diambil oleh-Nya. namun, apa yang mau dikata apabila takdir menjemputku. tepat pukl 00.01, tepat di Hari ke-14 di Bulan April, Ulang tahunku yang ke 13, Gadtorade  menunjukkan garis lurus.