Friday, May 4, 2012

STORY 21

Her Life
Dia menatap indahnya matahari yang akan terbenam di dore hari kala itu, gadis itu menatap bianglala raksasa berwarna oranye itu dengan pandangan kosong. gadis itu bernama Farissa. Farissa adalah anak yang sangat kaya raya tetapi dia terlahir tak seperti anak-anak lainnya, kakinya cacat di kanan. dengan keadaan seperti itu, tentulah dia selalu saja diejek oleh teman-temannya, namun, apa daya, Farissa hanya bisa diam dan menangis bila sudah diejek oleh teman-temannya.

Sesampainya sore itu, ibunya, Nyonya Mariam, menghampirinya lalu menepuk pundak Farissa.
"Farissa!" Kaget ibu.
"Ibuu... jangan mengagetkanku, dong!" jengkel Farissa.
"Sorry, my dear.... Ibu sudah buatkan Sup Kentang, tuh! makan dulu, yuk!" ajak Ibu.
"Maaf, Bu.. aku ingin mengobrol denganmu... "
"Tentang apa, sayang?"
"Bu, nanti, kalau Farissa sudah besar, dengan keadaan seperti ini, siapa, ya? yang mau nerima Farissa di Perusahaan mereka?"
Ibu terdiam menatap anak sematawayangnya itu.
"Bu?" tanya Farissa lagi.
"Sudah, yuk! ibu lapar, nih!" alih Ibu.
"IBU! Tolong jawab dong Bu! Aku ini sudah putus asa dengan keadaanku! gak ada teman yang mau berteman denganku! aku sedih, bu! Hiks.. Hikss" Tangis Farissa meledak.
"Farissa...."Mata ibu berkaca-kaca.
Sambil berkata demikian, Ibu langsung merangkul Farissa dengan lembut dan mengelus rambut Farissa yang indah, dan berkata lagi.
"Farissa, Kamu cantik... kamu juga pintar... mengapa kamu sendiri yang tidak punya teman?"
"Ka.. ka.. karenaa.. Aku berbeda dengan temanku yang lain.. Bu.!!"
"Farissa! Stop berkata begitu, ibu tidak peduli, kamu mau berbeda atau apa! ibu cuman sayang sama Farissa, Farissa, Percayalah! Tuhan pasti sayang dengan Farissa! Jangan putus asa, sayang!" Nasihat Ibu,
Farissa masih saja menangis.

                                                          ***

Keesokan harinya di Sekolah Farissa, Farissa berjalan dibantu Pak Rayyan, Supirnya.
tiba-tiba, Karla dan teman-temannya menghampiri Farissa, menertawakannya lalu menendang alat bantu berjalan yang sedang digunakan Farissa saat itu.
"AH!" Farissa terjatuh.
"Hey! anak Cacat! ngapain datang ke sekolah?? Harusnya tuh, lu di rumah aja! Eh? tapi tetap aja nyusahin, ya? Hahaha"
Tiba-tiba Pak Rayyan yang kesal langsung menampar Pipi karla.
PLAK!
"Aduh! HEH! Supir Jelek! ngapain Lo! nampar-nampar gue!"
"Hei, anak sombong! ketahuilah! kalau itu baru permulaan! jangan pernah mengejek orang yang memiliki kekurangan! dengar, itu! jangan berharap nona Farissa akan memaafkanmu! seharusnya kau prihatin!"
"SH! Ayo kita cabut!" Karla dan Teman-temannya langsung meninggalkan Farissa dan Pak Rayyan.
"Makasih, ya, pak.." Farissa berterima kasih sambil memikirkan Kata-kata Karla yang membuatnya menitikkan air mata.
"Iya, nona... "

                                                          ***

Di kelas,  Farissa di Bully sama Karla, Karla menampar Farissa sampai bibir Farissa berdarah. seketika itu, seluruh kelas langsung melihat mereka berdua, namun, tak ada yang menolong Farissa, semua hanya cuek, terdiam.

"EH! denger, ya! gak ada yang boleh nampar aku! inilah balasannya!" Karla bersiap untuk menampar Farissa lagi, namun, tangannya ditahan oleh Fero, salah satu cowok di Kelasnya yang terkenal cuek, ganteng, dan disegani cewek-cewek dan guru.
"Ngapain lagi? mau nampar lagi? Go Ahead!" Kata Fero.
Karla yang langsung melihat dan mendengar Fero berkata seperti itu, langsung bersiap menampar Farissa dengan tangannya yang satu lagi. saat Karla hendak menampar Farissa, Fero langsung mendorong tangan Karla sehingga, Karla menampar dirinya sendiri.
Karla menjerit kesakitan, pipinya sampai bengkak dan biru.
Kelas hening, begitu juga Fero.
Karla menangis. tetapi, Fero membiarkannya,
Langsung guru-guru berdatangan, namun, tak ada yang berani memarahi Fero. ada satu guru yang berhasil mengambil handphonenya, namun langsung dilempari spidol tangannya sehingga Hanphone guru itu jatuh kembali ke saku guru tersebut.
"SEMUA! Diam! perhatikan caraku menghukum orang Keji! Karla Yashinta! Berani sekali, kamu!"
fero langsung melipat tangan Karla dengan kasar sehingga dia menjerit kesakitan dan memohon agar Fero berhenti melakukannya. namun, Fero tidak mau berhenti sampai Karla meminta maaf dan berjanji atas nama Tuhan agar tidak melakukannya lagi.

Karla yang sudah pasrah langsung melakukan hal yang disuruh oleh Fero dan Fero pun melepaskannya.
Setelah itu, Karla diam selama seminggu dan kelas jadi tertib.
Farissa? Farissa ditolong oleh Fero, setelah 5 hari, Fero jadi suka kepada Farissa akan ketegarannya, namun, Farissa menolaknya dengan berkata kalau dia tidak bisa pacaran karena akan segera pindah ke Amerika untuk pindah ke sekolah khusus anak cacat. Fero kecewa, tapi, ya.. Sudahlah, toh, itu demi kebaikan Farissa. akhirnya kisah cinta mereka terhenti sampai situ, namun, semenjak itu, Keadilan di sekolah Farissa yang lama kembali, dan tidak ada lagi istilah Bully,.

~The End~

No comments:

Post a Comment

Nama :
E-mail :