Sunday, February 12, 2012

STORY 3

Maafkan Diane, Ayah.
Ya, seorang anak kecil duduk dengan perasaan yang sangat senang, menunggu datangnya hari itu. Hari dimana ia mendapatkan seorang ibu baru yang sudah lama ia nanti. Diane, sebut saja nama anak itu Diane, Diane sekarang sudah duduk di kelas 4 SD, sejak kematian ibunya 3 tahun yang lalu, Diane merasa kalau dia sangat kesepian, ayahnya adalah seorang direktur perusahaan terkenal di kotanya, Kingsword. Saat ini, Diane sedang menuju Witney, suatu kota dekat Kingsword, Diane sudah sering mampir kesini.
"Nona, sebentar lagi kita akan sampai, silahkan bersiap menemui Nyonya Klaireen" kata supir pribadinya.
"Baik pak Vie"

Diane sampai! dia melihat kembali, tidak! sekali lagi, tempat yang akan jadi rumahnya ini sudah jadi sebuah desa yang miskin, kering.
"Pak, apa kita tidak salah masuk? ini bukan rumah Ibuku! disini kan penuh dengan sawah hijau yang luas dengan penduduk yang ramai dan ramah!!" Tanya Diane tak yakin.
"nona, inilah Witney, sekarang bergegaslah, rumah nyonya Klaireen tak berubah sepertinya, masih saja ada di sini. Lihat! ini dia rumahnya, Witney 2010.. ya! ini, tetapi, mana penduduk kota ini, ya? biar saya Cek dulu!" kata Pak Vie.
"terima kasih, Pak Vie"
"Iya, nona"

Setelah 30 menit, Pak Vie kembali dengan tergesa-gesa.
"ada apa pak? kenapa? apakah ada sesuatu?"
"ya, di dalam saya temukan barang - barang yang sudah sangat rusak! parah sekali, dan sepertinya sama halnya dengan Penduduk lainnya"
"Apa?!" Diane kaget.
"Ya, jadi sebaiknya kita pulang dulu, nona."
"Baik pak, ayo kita pulang" Jawab Diane kecewa.

Segera Diane mengambil ponsel dari kantong bajunya dan menelpon ayahnya, Mr. Hahn.
"Ayah? ini aku Diane!"
"Ya, sayang, Ayah bisa dengar suaramu! bagaimana disana? baik - baik saja kan?"
"Tidak! semuanya hilang! aku sedih sekali, ternyata tidak ada sama sekali kehidupan di sana!"
"Bagaimana bisa" 
"Aku tak tahu."
"Kalau begitu, ayah akan cari tahu, Bye, Darling"
"Bye Daddy"

Setelah itu Diane mulai senang karena ayahnya akan mencarikannya berita tentang Witney. setelah dicari -cari, ternyata Witney baru saja terkena badai Gurun. semua penduduknya tidak ada yang selamat. Sekejap itu, Diane sedih sekali. ibu yang akan menidurkannya dengan dongeng tidur sudah lenyap.

Semenjak Hari itu, Diane mulai mencari di Internet tentang Ibu yang baik. Ia dapatkan sesuatu. dia cari alamat ibu itu, lalu memutuskan untuk mengirim alamat ibu itu ke kantor ayahnya.
Ayahnya pun menerimanya. dia tahu, yang mengirim surat ini bukan dari seorang yang menjabat sebagai direktur, melainkan putrinya sendiri, Diane.

Agar Diane tak kecewa, ayahnya memutuskan untuk mencari tahu alamat rumah itu, dia pun sampai sesuai dengan alamat Rumah yang disuratkan oleh putrinya itu.

Sesampainya di depan rumah itu, dia mencium rumah itu dengan bau bangkai. tapi, ia tetap masuk ke dalam rumah itu, tanpa pengawalan. Rumah itu lembab, gelap.

Saat itu Diane salah klik, dia mengklik 'nama Daftar Ibu Buronan RSJ'. dia secepat mungkin menelpon ayahnya, namun apa mau dikata, ayahnya meninggalkan telepon genggamnya di mobil, saat itu, pintu terbuka sendiri, dia memberi salam tapi, apa yang ia temui? wanita yang tertidur dgn bangkai manusia.

secepat mungkin ia berjalan keluar, kembali. tapi, Wanita  itu mengejarnya! menusuknya dengan celurit, dan memakannya! Hiiiii!!!!

dan ayahnya pun, Hilang.

~The End~

No comments:

Post a Comment

Nama :
E-mail :