Saturday, February 18, 2012

STORY 7

I'm Minor
Semua berjalan seperti biasa. Melly sudah berangkat sejak pagi, untuk bersekolah, Melly adalah seorang Tunanetra, ketidakmampuan melihat ini dimilikinya sejak umur 8 tahun, saat kecelakaan merenggut kebahagiaan anak ini. Melly mendapati kecelakaan yang tak terduga, ia tertabrak sebuah Mobil truk yang melaju dengan kecepatan tinggi, alhasil, dirinya terserempet di bagian mata, dan terjatuh berdarah, untung saja dia hanya terserempet, karena, ada seorang wanita yang menyelamatkannya.

Melly sejak kecil sudah berbakat bermain piano. ya, karena kecelakaan itu pula yang merenggut bakatnya.

Melly sedang menuju rumah sekarang, dia sudah berumur 14 tahun, 6 tahun tanpa penglihatan! dia seorang yang kaya, tetapi, saat pulang atau pun pergi ke sekolah, Melly bersikukuh untuk berjalan kaki. dia sudah Hapal jalan menuju sekolah maupun pulang Sekolah. Melly mampir dulu ke warung ibu Sriwulan, langganan ibunya, tukang Lontong Sayur kesukaan Melly sejak kecil, "Assalamualaikum, Bu.." panggil Melly. "Eh, ada non Melly, Kenapa? mau Lontong, tidak?" tawar bu Sri. "tidak usah, bu.. tetapi, apabila saya boleh meminta, bisakah ibu ambilkan segelas air untukku?"
"Tentu, non Melly,"
"terima kasih ya, Bu..."
"Sama-sama, Non Melly, apakah non Melly sudah mau pulang?"
"Iya"
"kalau begitu, ibu antar, ya?"
"tidak usah, bu, saya bisa sendiri, kok" tolak Melly.
"Ya sudah kalau begitu, tapi, hati-hati ya, nak"
"Iya, Bu."

Melly pun keluar dari warung bu Sri. menuju rumah, sesampainya di Rumah, Melly langsung berganti baju, lalu solat, setelah itu, dia menuju ruang musik dan menghampiri sebuah piano, miliknya, saat itu, dia memainkan lagu 'Le Cou Cou' sebagai pelampiasan perasaannya saat ini. saat sudah selesai memainkannya, dia menangis, dia sangat sedih akan keadaannya saat ini, tiba-tiba, ibunya datang, dan sedang melihat putri sematawayangnya itu menangis.

Dihampirinya Melly, lalu memeluknya.

"Melly, jangan sedih ya, mama gak malu kok punya anak yang gak bisa melihat, mama justru bangga, karena kamu bisa main piano tanpa melihat.."
"Ya, mama, maafin Melly ya, gak bisa berikan mama sesuatu yang indah dan berharga,"
"Iya, Sayang coba mainkan 1 lagu lagi untuk mama.. bisa, kan?"
"Iya, Ma"

Melly pun mulai mengusap air matanya lalu bermain dengan senang hati, mama Melly pun menangis terharu mendengar permainan piano Melly.

Sejak saat itu, Melly pede dengan kekurangannya, begitupun Ibunya yang selalu mendukung Melly dimana pun Melly bermain piano, kapanpun.

No comments:

Post a Comment

Nama :
E-mail :