Tuesday, February 14, 2012

STORY 5

Herlisha
Herlisha selalu saja sendiri
Herlisha adalah teman sekelasku. dia sangat pendiam, dan tidak mau bergaul, Herlisha selalu saja sendiri, lama-lama aku jadi kasihan padanya, selain itu, dia juga sering diganggu oleh teman-teman sekelasku, "Herlisha!" panggilku. spontan saja dia langsung berbalik, tetapi langsung membalikkan badannya dengan perasaan malu.
"A.. a.. ada apa, Kim?"
"Hei, aku tidak akan mengganggumu! aku cuma mau tanya kenapa kamu selalu saja diam? padahal, kamu lumayan cantik dan pintar.."
"i.. iya, sebenarnya, aku sudah mencoba berusaha bergaul tetapi, aku tidak Pede dengan Bau badanku, Kim, dan aku tahu kalau sekarang pun Kim merasakan bau busuk di dekatku, iya Kan?" lalu Herlisha mulai menangis.
"Herlisha, aku akan bantu kamu menjadi Cantik!!! aku janji!" aku pun berlari Pulang, namun terhenti, kuucapkan sekali lagi dari jauh, "Herlisha!! pokoknya kamu harus datang ke Rumahku, yaaa!! wajib!!"
Herlisha bengong, terpaku, diam.

Sorenya, aku tunggu-tunggu kehadiran Herlisha. Ting Tong. Ah! itu dia, aku berlari ke bawah, lalu membuka pintu, dan benar saja, Herlisha datang. aku langsung menariknya masuk ke rumahku, semula, ia takut, namun akhirnya tidak lagi. di kamarku, sudah kusiapkan peralatan dandan, Cake dan Cola. aku menyuruhnya duduk tegap di meja rias kesayanganku, dia pun duduk, aku mulai menata rambutnya, menyemprotkannya parfum, dan membuatnya sangaaaaaaaaatttt cantik.
Aku pun menyuruhnya melihat dirinya di kaca riasku. dia sangat kaget. dia sangat berterima kasih padaku.

Esok paginya, dia berdandan dengan sangat cantik, lalu aku memujinya, dia juga sangat bangga dengan dandanannya. tapi, semua cewek di kelasnya merasa iri, lalu menggencet Herlisha, sesudah istirahat Herlisha berlari sambil menangis dengan baju robek dan make over yang kacau, semua orang menertawakannya. aku Marah.
"hei! awas saja kalian coba untuk menertawainya lagi!" bentakku.
Semua diam, Herlisha pulang. Herlisha sedih sekali dengan kejadian tadi, lalu dia tak pernah lagi datang ke Sekolah, setelah itu, semua berasa bersalah kepadanya, lalu mengajakku berkunjung ke rumah Herlisha. Orangtua Herlisha juga sudah stress karena anaknya tidak mau sekolah lagi, akhirnya Pengintimidasi Herlisha meminta maaf, setelah itu, memberikan Herlisha sebuah kalung tanda minta maaf.
Herlisha tetap saja sedih, lalu, dengan berat hati, dia memaafkan dengan seiklasnya.
Herlisha pun mulai communicative dan

No comments:

Post a Comment

Nama :
E-mail :